Menyikapi Haid saat Berhaji

JATIBENING – Tergerak dari beberapa pertanyaan tentang persoalan haid/datang bulan/menstruasi  pada saat berhaji, aku mencoba menuliskan tentang pengalamanku dan cerita beberapa kenalan tentang menyikapi haid saat berhaji.

Sudah sunatullah kita sebagai kaum hawa setiap bulan kedatangan tamu bulanan, yang dengannya Allah melarang kita untuk melakukan beberapa ibadah. Adalah wajar jika kita sebagai perempuan selama +/- 40 hari di Mekah-Madinah (15-25 hari untuk yang ONH plus) ingin beribadah secara penuh dan maksimal tanpa jeda/break karena haid, namun hal ini tentu tidak mungkin bagi kita yang belum menopouse.

Beberapa pertanyaan biasanya adalah apakah harus minum obat penghambat haid? Kalau tidak memakai obat, bagaimana menjalani ritual ibadah umroh/haji saat haid? Dan berbagai pertanyaan lainnya.

Berdasarkan pengalaman, beberapa hal yang harus diperhitungan agar kita dapat memutuskan perlu tidaknya memakai obat penghambat haid adalah:

  1. Siklus haid kita, 25, 30 atau 35 hari kah?
  2. Tanggal haid terakhir (jangan lupa ya..)
  3. Lama waktu haid (3-15 hari)
  4. Tanggal keberangkatan kita ke Mekkah Al Mukaromah (umroh). Kalau ukhti ikut gelombang I alias ke Madinah Al Munawarroh dulu, catat tanggal perjalanan menuju Masjidil Haram (umroh). Mengapa? Karena pada pelaksanaan ibadah umroh dan haji, satu-satunya rukun umroh dan haji yang tidak bisa dilakukan saat haid adalah tawaf (tawaf=sholat bukan?)
  5. Tanggal pelaksanaan tawaf ifadhoh, misalnya tahun ini wukuf jatuh pada tanggal 8 Desember 2008 (10 Dzulhijah 1429H), maka jika kita memilih nafar awal berarti tawaf ifadhoh 8 Desember 2008, namun kalau kita memilih nafar tsani, tawaf ifadhoh dapat dilaksanakan antara tanggal 8-9 Desember 2008.

Jika dari hitung-hitungan ini jadwal haid tidak menabrak pelaksanaan tawaf, maka sebenarnya kita tidak perlu meminum obat-obatan penghambat haid.

Ambil contoh seorang teman yang insya Allah tahun ini diundang ke Baitullah memiliki siklus 27 hari, lama haid 6-9 hari, kemudian  haid terakhirnya pada tanggal 25 Oktober 2008, sehingga kemungkinan pada bulan November akan haid pada tanggal 21/22 sementara jadwal keberangkatan hajinya tanggal 16 November 2008, sehingga insya Allah dia tidak memiliki hambatan untuk melaksanakan rukun umroh maupun  haji. Karena saat haid datang umroh pertama sudah selesai, dan saat haji masa haid sudah selesai.

Lalu bagaimana jika dari hitung-hitungan tersebut, jadwal haid bentrok dengan saat tawaf baik saat umroh maupun saat haji? Ada 2 alternatif yaitu :

  1. Minum obat penghambat haid, biasanya kalau konsul ke dokter kandungan diminta tes obatnya 2 bulan sebelumnya, agar diketahui cocok tidaknya badan kita dengan obat yang diberikan. Dari beberapa teman dan kerabat yang memakai obat ini ada beberapa yang sukses dan beberapa lagi yang gagal.Untuk yang ingin/perlu memakai obat, harus diketahui bahwa pada beberapa kasus gagal, dampaknya cukup ‘dasyat’, karena ada yang jadinya haid terus-terusan bahkan lebih lama dari haid normal, jadi uring-uringan karena kadang bingung menentukan ini darah haid atau yang lain.
  2. Memohon kepada Allah SWT dengan iman yang bulat dan utuh, yakin, bahwa Allah yang menguasai tubuh kita, agar selama melaksanakan ibadah kita tidak haid/diberi haid yang waktunya tidak bentrok dengan saat kita harus melaksanakan salah satu rukun umroh dan haji. Dari beberapa cerita teman yang berserah diri kepada Allah semata, Alhamdulillah lancar, haidnya ada yang dipercepat ada yang diperlambat, yang jelas ibadah tidak terganggu.

Sebelum lupa, bagi yang perkiraan jadwal tidak bentrokpun, sangat dianjurkan untuk memohon pada Allah SWT agar selama ibadah masalah haid tidak menjadi hambatan, sekali lagi Allah yang menguasai segenap mahlukNya.

Maaf ya ukhti, kalau yang telah aku tulis diatas belum menjawab pertanyaanmu, karena masih terbatasnya ilmu. Mohon koreksinya bagi yang lebih paham tentang hal ini.

  • Seperti segala rencana dan target yang telah engkau canangkan untuk duniamu, buatlah rencana dan target untuk ibadah hajimu
  • Persiapkan sebaik-baiknya bekal untuk perjalanan suci ini, terutama bekal ilmu
  • Jangan lupa laksanakan sholat taubat dan perbanyak istighfar sebelum berangkat
  • Selamat menikmati jamuan Allah SWT di Baitullah
  • Jadilah tamu yang baik, agar tuan rumah ridlo pada kita
  • Sapalah Rasulullah SAW di raudah dengan shalawatmu
  • Jadikan hanya Rasulullah SAW teladanmu, agar kelak beliau dapat membanggakan kita di depan para malaikat.

Selamat beribadah haji, ukhti…

9 pemikiran pada “Menyikapi Haid saat Berhaji

  1. Subhanallah Ukhti, uraiannya pas saat sedang dibutuhkan pencerahan.
    Sungguh, hanya didasari iman yang bulat untuk dapat memasrahkan diri pada kekuasaan Sang Maha Pengatur, termasuk masalah haid.
    Insya allah para pembaca blog ini dapat memilih yang terbaik yang diyakininya, amiin.

  2. ass.wr.wb
    salam kenal sblmnya mb utami, sy pernah japri ke imel kantor mb utami loh 🙂

    jazakillah mb atas sharingnya, insyaAllah semakin memantapkan sy tidak memakai obat penunda haid yg insyaAllah berangkat dgn KBIH DT tgl 30nov nanti.

    btw, semisal jatuhnya haid pd waktu wukuf sekalipun, utk thawaf ifadhah bukannya bisa dilaksanakan sesudah bersih ya ? begitu kira2 yg sy terima dari bunda ningrum dan utz yg lain.

    wass.wr.wb
    -Lilik-

  3. wa’alaikumsalam wr wb
    @ mbak tie setiawan
    Alhamdulillah…. Semoga kita semua semakin yakin akan kekuasan Allah. Hanya Allah tempat kita meminta, tempat kita bergantung.
    Terima kasih doanya
    Amin ya Rabb…..

    @ Mbak Lilik
    Afwan jiddan, Maaf….. japrinya belum terbalas yaaa…. 🙂 semoga tulisan ini bisa jadi penggantinya.
    waiyyakum, Alhamdulillah kalo ada manfaatnya, semoga Allah memudahkan segala urusan M’Lilik selama berhaji…. Amin Ya Rabb
    Thanks sudah mengingatkan, thawaf ifadhoh memang dapat dilakukan kemudian setelah bersih…. Bunda Ningrum waktu haji bersama kita dulu kalau tidak salah mengalami sendiri. Silakan contact beliau untuk jelasnya yaaa…

    Wah iya kita tetangga dekat ya Mbak Lilik, Senin kemarin dateng gak ke Masjid BI (MMQ-Aa Gym) siapa tahu bisa silaturahmi nih…. kalau suka dateng ke MMQ BI, bulan depan tgl 24 atau 30 bisa ketemuan dong?

  4. Salam kenal kembali dari penghuni Bekasi. Btw, Jatibeningnya mana, Mbak? Saya juga tinggal di Jatibening. Tepatnya di Jatibening Permai.

    Btw, mbak berangkat haji tahun berapa? And pake Yayasan mana?

    Salam,

    Elly Lubis

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.
    Wah ……. Jatibening permai ya? Jangan-jangan kita sering ketemu di
    jalan Mbak…. 🙂
    Secara tiap hari kita lewat permai, kita tinggal di AL mbak, Blok E,
    belakang musholla Baiturrahim. Ingga si sulung dulu TKnya di An Nur
    malah… 🙂

    Kita haji tahun 1426 H (berangkat 31 Desember 2005) Mbak, lewat KBIH DT,
    liputannya udah ditulis tuh ama masku di blog…..

  5. Asswrwb …sukron ya Ukhti atas segala advice di blog ini…benar2 sangat membantu saya yg insya Alloh akan berhaji tahun ini bersama suami…
    saya tidak menggunakan obat penunda haid..hanya berdoa saja supaya disana haid saya diperlambat…

    Sukron

    Jzklh

    Wasswrwb
    Niken

  6. Wa’alaikumsalam Wr Wb ukhti
    Alhamdulillah jika sharingnya bermanfaat
    bersyukur sekali bisa berangkat memenuhi panggilanNya….
    Semoga Allah memudahkan ibadahnya Amin…
    Allahumma hajjan mabrura wa sa’yan masykura wa dzanban maghfura wa amalan shalihan maqbula wa tijaratan lantabura

    Amin……

  7. Saya pernah melihat seseorang memimum obat pemunda haid, tapi akhirnya ia haid selama perjalanan haji kami. seharusnya lebih baik berdo’a pada yang kuasa. Salam bergabumg, ya. saya penulis buku dari SUMATERA

    terima kasih akhi atas komentarnya. benar, berdoa dan berikhtiar adalah sebaik-baiknya keyakinan kita kepada Allah SWT.

  8. subhanallah….saya sampai nangis bacanya mbak….soalnya beberapa lagi saya umroh….sebelumnya jadwal umroh saya tidak pas hari haid saya….namun karena satu dan lain hal jadwalnya dimundurin sehingga kemungkinan saya haid pas hari itu….stresss berat….semua hal campur aduk di pikiran….macem2 deh…ada teman yg dokter nyaranin juga agar pasrah…berdoa aja pas sampai di tanah haram agar disucikan jasmani dan rohani….akhirnya pasrah juga sih…tp tetep aja cemas…pas baca tulisan ini di bagian memohon pada Allah…saya sampai menangis…mengingat kebesaran Allah…bahwa hanya Allah lah yg maha kuasa….sungguh saya merasa tak berdaya…terima kasih atas tulisannya…

Tinggalkan komentar