Pelatihan SEFT

JAKARTA – Seminggu yang lalu DT Jakarta mengubungiku dan menawari untuk ikut pelatihan SEFT yang diadakan di Mandiri Club, Kebayoran Jakarta Selatan. SEFT adalah Spiritual Emotional Freedom Technic, sebuah teknik ilmiah yang bila ditekuni dapat dengan mudah dan cepat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah fisik (seperti sakit kepala, nyeri punggung, maag, asma dll), masalah emosi (takut/phobia, trauma, depresi, cemas dll), masalah keluarga/anak (seksual, anak nakal, anak mengompol) sampai meningkatkan prestasi (kerja, olah raga, belajar).

Memang tidak serta merta karena kita ikut pelatihan (yang sayangnya cuma satu hari itu) lalu kita bisa langsung mempraktekkannya. Memang dalam pelatihan diadakan ‘uji’ aplikasi SEFT terhadap beberapa peserta pelatihan yang memiliki phobia terhadap berbagai hal dan subhanallah langsung memberikan efek positif terhadap ‘pasien’.

Training diasuh langsung oleh penemu SEFT yaitu Ahmad Faiz Zainuddin, yang mengembangkan teknik ini dari ilmu energy psychology yang pernah diikutinya (EFT-emotional freedom technic). Dengan pendekatan spirituil/keagamaan, Ahmad Faiz mengklaim SEFT lebih efektif daripada EFT karena melibatkan Allah SWT dalam penyembuhannya.

Pertama kali melihat Ahmad Faiz mempraktekkan ilmunya adalah saat mengikuti MMQ Aa Gym di Masjid Baitul Ihsan beberapa bulan yang lalu. Saat itu bung Faiz mencoba menghentikan kebiasaan seorang jamaah yang memiliki ketergantungan terhadap rokok. Diawali dengan melakukan set-up, yang bertujuan untuk memastikan agar aliran energi tubuh dapat terarah dengan cepat yang berguna untuk menetralisir apa yang disebut ‘perlawanan psikologis’ atau pikiran/keyakinan bawah sadar negatif. Pasien dibimbing untuk berdoa dengan khusyu’, ikhlas dan pasrah seraya mengucapkan ‘Yaa Allah, meskipun saya suka merokok dan saya ingin sekali berhenti merokok, saya ikhlas, pasrah kepadaMu seutuhnya’ berulang kali.

Setelah merasa ikhlas, tiba saatnya dilakukan proses tapping atau mengetuk beberapa bagian tubuh tertentu. Titik-titik tubuh yang diketuk dengan dua ujung jari adalah 18 titik apa yang disebut dengan The Major Energy Meridians yang jika kita ketuk berulang kali akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit yang kita rasakan karena aliran energi tubuh berjalan dengan nomal dan seimbang kembali. Beberapa bagian tubuh yang diketuk/tapping itu adalah crown/dibagian atas kepala, eye brow/permulaan alis mata, side of the eye/tulang disamping mata, under the eye/2 cm di bawah kelopak mata, under the nose/tepat di bawah hidung, chin/antara dagu dan bagian bawah bibir, collar bone/di ujung tempat bertemunya tulang dada, collar bone dan tulang rusuk pertama, under the arm/dibawah ketiak sejajar dengan puting, bellow nipple/2,5 cm di bawah puting dan beberapa bagian jari lainnya.

Proses ini memakan waktu antara 5 sampai 25 menit. Bagi yang sudah berpengalaman, biasanya dalam satu kali proses set-up dan tapping pasien sudah merasakan perbaikan dalam emosi maupun tubuhnya. Seperti saat pelatihan, beberapa sukarelawan yang phobia terhadap tikus setelah dilakukan pengobatan SEFT ini dalam setengah jam sudah mampu membelai-belai tikus/hamster yang sudah disiapkan sebelumnya. Atau saat Ahmad Faiz berupaya menyembuhkan salah seorang peserta yang benar-benar gemetar saat diminta berbicara di atas panggung, dalam tempo kurang dari setengah jam pula sudah dapat berbicara bahkan memimpin kami untuk menyanyikan lagu, subhanallah. Yang paling cepat adalah saat menyembuhkan seorang bapak 1 putra yang sangat menghindari bulu kucing. Saat disodorkan seekor kucing, peserta ini pun langsung pucat wajahnya. Dengan pengaplikasian SEFT dan ijin Allah tentunya, ia pun dapat menggendong kucing itu.

Mistik? Tidak. Karena agama kita pun melarang hal-hal demikian. Pengobatan ini benar-benar murni penerapan sains dan teknologi, khususnya ilmu energy-psychology yang didukung pendekatan spiritual. Tidak terbatas pada agama Islam saja, namun bisa diterapkan pada pasien dengan agama lainnya. Tentu saja menggunakan kepercayaan yang dianut.

Hanya sayang, sepulang dari pelatihan aku sudah mencoba pada diri ini untuk mengurangi telinga yang berdenging namun masih belum berhasil. Yah, masih harus mendalami dan belajar lagi seperti yang dianjurkan oleh Ahmad Faiz pada sesi penutupan trainingnya: try it on everything.