Efek Domino Poligami Aa Gym

LHOK SEUMAWE – Berita menikah lagi da’i juga guru jutaan umat di Indonesia, Aa Gym, benar-benar telah menjadi polemik yang mengemuka di masyarakat. Dari teman kantor, milis sampai orang nomor satu di republik ini semua tiba-tiba mengangkat masalah poligami sampai ke titik yang paling tinggi, seakan-akan baru kali ini ada orang yang berpoligami di Indonesia.

Aku ingat saat pemilik Rumah Makan Wong Solo yang beristri empat, bahkan memajang foto dirinya dengan semua istri-istrinya di setiap rumah makannya, juga sempat menimbulkan polemik walaupun hanya sesaat. Bahkan waktu itu sampai ada pameo ‘jangan makan di Rumah Makan Wong Solo karena akan menambah bekal si pemilik untuk menikah lagi’.

Permasalahan saat ini mungkin jauh lebih dahsyat, karena yang menikah adalah tokoh agama, ulama, dai – you name it la..- yang memiliki kharisma, penggemar fanatik, jamaah –you name it again la..– yang luar biasa sehingga saat Aa memutuskan untuk menikah kedua kalinya tidak hanya pengikutnya yang shock tapi bahkan seisi bumi republik ini pun ikut merasakan dampaknya.

Koran-koran menjadikannya headline, televisi dan radio langsung menjadikannya dialog minggu ini dan situs-situs di internet tak kurang banyaknya yang memuat berita pernikahan itu. Dalam sekejap, semua menjadi latah dan ikut ambil bagian dalam kampanye poligami ini. Mungkin termasuk juga blog ini, hehehe.

Betapa hebat si Aa. Sebagai seorang yang aku anggap guru, karena dari dialah aku mengenal Islam dengan lebih baik, pernikahannya yang kedua ini memang bagaikan petir di siang bolong. Kaget dan terkejut, sudah pasti. Tapi bila pernikahannya menjadi semua apa yang dibawakan Aa bermuara ke tong sampah, apa yang disyiarkan Aa hanya masuk ke telinga kiri keluar lewat telinga kanan dan dakwahnya di televisi membuat kita memindah saluran TV, berarti kebanyakan dari kita hanya melihat siapa yang membawakan syiar itu, bukan apa yang dibawakannya.

Saat yang membawakan syiar menjadi sorotoan yang negatif, semua serta merta menolaknya. Seperti tak ada lagi Aa yang dulu, yang begitu lengkap hidupnya didampingi Teteh yang setia dan semua anak-anaknya. Seperti tak ada lagi Aa Gym yang bicaranya mampu menundukkan hati yang keras, yang untaian doanya mampu menggetarkan hati, dan tak ada lagi Aa Gym yang pantas menjadi panutan. Apalagi saat konperensi pers di kantor DT Jakarta Aa juga seperti telah menyerah dengan mengatakan silakan mencari panutan lain apabila dirinya sudah tidak pantas menjadi idola. Sudah tidak pantas? Semoga masih.

Tidak sedikit sms yang aku terima -mungkin karena teman-temanku tahu aku jamaah haji Daarut Tauhiid yang pernah dekat dengan pengurus DT- yang menyerangku seolah-olah ‘mensyukurkan’ ku memilih guru yang doyan kawin seperti Aa. Juga ada yang mengabarkanku bahwa pagi setelah berita itu mencuat, temanku mendapat berkah karena teman kantornya menghadiahinya dengan setumpuk buku-buku Aa Gym karena temannya sudah tidak sudi lagi mendengar syiar Aa. How sad.

Yang aku ingin bayangkan, apakah efeknya akan begitu mendomino seperti ini bila pelakunya bukan Aa? Tidak pernah dibayangkan sebelumnya bila masalah poligami menjadi perhatian seorang presiden dan langsung memerintahkan pembantu-pembantunya untuk menyikapi permasalahan ini, bahkan sampai hendak mengamandemen Undang-undang Pernikahan segala.

Sebenarnya tidak lah aneh, karena yang melakukannya adalah seorang ulama yang menjadi panutan banyak umat, khususnya jamaah akhwat. Begitu banyak pendengar siaran MQ Pagi yang menumpahkan segala unek-uneknya kepada Aa dan memprotes pernikahan itu. Ah, andai mereka tahu apa yang dilakukan Aa adalah jauh dari maksiat. Apa yang dilakukannya benar-benar diperbolehkan di Al Qur’an (QS An-Nisa:3) walaupun dengan syarat-syarat yang tidak ringan.

Memang, aku sendiri sempat menyayangkan pernikahan itu karena melihat Teteh sangatlah sempurna sebagai pendamping Aa. Aku pun menebak-nebak apa motivasi Aa menikahi Teh Rini. Sempat gusar juga karena Aa tidak kunjung memberikan jawaban yang pas dari sisi kodratnya sebagai seorang laki-laki kepada publik. Semua alasan bermuara ke Teh Ninih atau Teh Rini, dan yang malah mengemuka adalah poligami dari sudut pandang wanita dimana keikhlasan istri adalah modal utama seorang laki-laki untuk menikah lagi.

Walaupun tidak diharamkan, menikahi banyak wanita pastilah berat. Entah itu dari sisi syariat Islam, keadilan, ekonomi, biologis dan lainnya, pastilah tidak mudah mengaturnya. Untuk itulah, aku dukung Aa menikah lagi, karena aku yakin Aa telah memikirkan masak-masak langkahnya ini sekaligus untuk melihat seberapa adil seorang Aa kepada istri-istrinya.

Saatnya Aa sebagai seorang imam dapat menjadi satu lagi contoh teladan yang baik pada satu alinea baru dalam kehidupannya. Semoga langkahnya ini bukan malah menjadi pembuka ‘emergency exit‘ jamaahnya untuk jatuh cinta dan menikah lagi tanpa dilandasi oleh pengetahuan dan motivasi yang sesuai syariat Islam.

Berikut transkrip tausiyah Aa kepada santri Daarut Tauhiid mengenai pernikahannya yang aku dapat melalui milis DT. Sangat menyentuh, terutama pada segmen pengakuan Teh Rini. Dapat dibaca disini kalau langkah fenomenal Aa Gym ini adalah suatu langkah yang berani, yang mempertaruhkan segala yang ia dapatkan selama ini dari umat.

Maju terus A’!

5 pemikiran pada “Efek Domino Poligami Aa Gym

  1. Dulu para lelaki yg punya power (harta dan tahta) tidak dibatasi jumlah istri dan gundiknya. Perempuan-perempuan itu bisa diambil dan dibuang begitu saja. Tanpa ada kejelasan hukum, tak ada perlindungan. Lalu Islam membatasinya, menjadi empat. Kenapa empat? Mungkin saat itu, yg manageable adalah jumlah empat orang. Hukum perkawinan dibuat untuk melindungi perempuan, harus ada saksi dan wali, harus dilamar, harus diumumkan dsb.

    Rasul sendiri monogami selama 28 tahun dgn Siti Khadijah, sehingga Khadijah kerap dianggap sebagai cinta sejatinya. Sesudah Khadijah wafat, setelah beliau melewati usia 50 tahun (ada yg bilang 55 tahun?) barulah Rasul poligami, dgn 10 istri.

    Jadi jika hendak mengikuti Sunah Rasul, sesungguhnya Sunah Rasul adalah monogami, karena sebagian besar hidupnya dihabiskan bersama Khadijah.

    terima kasih banyak penjelasannya. semoga bermanfaat bagi yg membacanya, amin..

  2. Poligami perlu diketahui dan dipahami. Syukur-syukur diamalkan, jadi nggak ada problem kok,..Yang pasti nggak boleh menentang syariat Allah SWT. Bolehlah tengok blog aku….

    setuju akh! jazakallah khair. nanti saya balas kunjungannya ke blog antum.

  3. Poligami dalam Islam halal. Jangan diharamkan.

    Poligami tidak perlu diumbar, tidak perlu juga dilarang.

    Aa Gym hemat saya ikut salah, karena awalnya seperti mengesankan takut Teh Nini masalah poligami, bukan takut Allah semata.

    Kalau presiden dan lain2 ikut blingsetan, mungkin takut istri juga atau takut lainnya, bukan takut Allah. Indonesia mayoritas pemeluk Islam, tapi banyak yang malu/risih berjilbab, tidak malu menunjukkan aurat.

    Cara mengalahkan umat Islam bukan dengan perang fisik, tapi dibuat ragu / malu dengan akidahnya sendiri. Poligami (kawin dan bertanggung jawab) dibuat aib, selingkuh (‘kawin’ dan ‘bebas’) dikagumi. Waspadalah. Semoga Allah selalu menunjukkan jalan yang lurus. Amin

  4. Poligami bermasalah? Monogami juga bisa bermasalah.

    Keluarga monogami bisa baik? Keluarga poligami juga bisa baik.

    Jalankan semua pilihan sesuai petunjuk Allah semata. Bukan karena kata orang.

  5. Kagum pada Aa Gym atau mahluk tidak perlu berlebihan. Kecewa pun tidak perlu berlebihan. Semua itu datang dari Allah. Kalau hari ini tergila-gila, besok dibuang, kan tidak begitu kita diajarkan. Teladan kita hanya Rasul saja, mengukur kejadian masa kini atau masa manapun, kita selalu rujuk dan bandingkan dengan Rasul saja.

    Begitu yang saya tahu lho. Salam,

    wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh. jazakallah.. mantap nih pendapatnya. saya setuju dengan apa yang anda utarakan. kita lakukan segala amal perbuatan dan ibadah memang harus lillahi ta’ala. syukran akhi.

Tinggalkan komentar